Noah (Instrumen Piano)

Jumat, 30 November 2012

STOIKIOMETRI

Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia).
Stoikiometri meliputi Konsep Mol dan Perhitungan Kimia.

Untuk lebih jelas, silahkan lihat powerpoint berikut.

<iframe width="420" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/PW8QyWcscE0" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

Sabtu, 03 November 2012

PENYIMPANAN BAHAN KIMIA

PENDAHULUAN

Secara umum laboratorium adalah tempat melakukan berbagai percobaan atau penelitian. Dalam melakukan percobaan di laboratorium digunakan peralatan dan bahan kimia yang sifatnya belum kita pahami atau kita kenal sama sekali. Bahan-bahan kimia tersebut dapat menimbulkan keracunan, kebakaran, ledakan atau bahaya-bahaya lain yang mungkin juga belum kita pahami. Dalam bekerja di laboatorium tentu saja kita mempunyai target atau tujuan namun hendaknya untuk mencapai target tersebut keselamatan tidak kita abaikan. Hal yang diinginkan adalah dinamika laboratorium yang tinggi namun tidak terjadi kecelakaan (zero accident). Maka untuk mencapai hal tersebut diperlukan manajemen laboatorium yang baik.
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di laboratorium IPA dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan bahan di laboratorium IPA secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan.
Bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA dapat berupa bahan kimia, bahan alami (berupa benda dan makhluk hidup). Bahan kimia yang berbahaya dengan ciri mudah terbakar, mudah meledak, korosif dan beracun. Contoh bahan kimia berbahaya seperti asam khlorida, asam sulfat dan asam phosphat. Bahan kimia yang kurang berbahaya seperti aquadest, amilum, yodium dan gula.
Cara menyimpan bahan laboratorium IPA dengan memperhatikan kaidah penyimpanan, seperti halnya pada penyimpanan alat laboratorium.









ISI
Dalam bekerja di Laboratium sebaiknya diasumsikan bahwa semua bahan kimia yang ada di Laboatorium adalah berbahaya.  Jenis bahaya diakibatkan karena kimia memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda – beda. Maka, hal-hal harus menjadi diperhatian dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate chemichal), inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard information).
Pada laboratorium tempat observasi bahwa bahan - bahan diurutkan secara alfabetis yang dikelompokkan menurut sifat fisis dan sifat kimianya terutama tingkat kebahayaannya untuk pengadministrasian. Menurut loboran tempat observasi, mengatakan bahwa bahan kimia cair dipisahkan dengan bahan kimia yang padat dimana bahan kimia padat diletakkan di rak bahan paling atas yang gunanya untuk memudahkan dalam pencarian bahan. Selain itu, pada botol reagen juga terdapat pelabelan yang mencantumka nama kimia dan rumusnya, tingkat bahaya, konsentrasi, tanggal pembuatan dan lama hidup.

Wadah dan tempat penyimpanannya juga diberi label yang mencantum nama bahan, tingkat bahaya, tanggal diterima dan dipakai. Misalnya warna merah untuk bahan  flammable, kuning untuk bahan oksidator, biru untuk bahan toksik, putih untuk bahan korosif, dan hijau untuk bahan yang bahayanya rendah.
   Label bahan flammable

   Label bahan oksidator      
 
  Label bahan toxsic

Label bahan korosif     
 

Label bahan dengan tingkat bahaya rendah

Tata cara pengaturan dan penyimpanan bahan kimia di laboratorium merupakan bagian yang sangat penting. Ini karena bahan kimia cenderung mempunyai potensi bahaya, baik itu mudak terbakar, meledak, reaktivitasnya maupun bahaya lain. Dengan demikian, mau tak mau kita harus mengenal terlebih dahulu bahan kimia tersebut.
Beberapa hal penting tersebut memang harus diperhatikan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada bahan kimia. Terlebih lagi bahan kimia merupakan bagian dari sebuah riset sehingga jangan sampai berpengaruh pada hasil riset. Data hasil riset haruslah mempunyai tingkat akuraritas yang tinggi, dalam arti kata tetap presisi dan tidak bias.
Cara pengaturan dan penyimpanan bahan kimia didasarkan atas sifat fisik dan sifat kimia bahan.  Pengaturan tersebut harus memperhatikan kondisi operasional bahan kimia seperti :
·    Kontrol temperatur
·    Perbandingan dan konsentrasi reaktan
·    Kemurnian bahan
·    Viskositas media reaksi
·    Kecepatan penambahan bahan
·    Pengadukan
·    Tekanan reaksi atau distilasi
·    Bahaya radiasi
·    Bahaya padatan yang reaktif
Pengaturan penyimpanan bahan kimia adalah suatu hal yang tidak bisa kita abaikan setiap bahan kimia mempunyai sifat fisika dan kimia yang berbeda seperti misalnya :
1.    Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
2.    Reaksi dekomposisi
3.    Komposisi, struktur & reaktivitas kimia
4.    Bahan-bahan kimia tidak kompatibel
1.    Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Secara rinci, klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) diatur dalam PP No. 74 Th 2001 tentang Pengelolaan B3. Klasifikasi tersebut sebagai berikut :
·    Mudah meledak (explosive)
·    Mudah menyala (flammable)
·    Pengoksidasi (oxidizing)
·    Berbahaya (harmful)
·    Korosif (corrosive)
·    Bersifat iritasi (irritant)
·    Beracun (toxic)
·    Karsinogenik
·    Teratogenik
·    Berbahaya bagi lingkungan
2.    Reaksi dekomposisi
Hasil reaksi dekomposisi suatu senyawa bisa menjadi dua atau lebih dan bisa jadi dekoposisi/pemisahan ini terurai menjadi senyawa yang berbeda dengan senyawa sebelumnya. Jenis reaksi ini bisa berjalan lambat dan bisa pula berjalan cepat.

3.    Komposisi, Struktur & Reaktivitas Kimia
Ketidakstabilan atau reaktivitas kimia sering dihubungkan dengan strukturnya. Contoh:
·    CN2             ( senyawa diazo )
·    C – NO         ( senyawa nitroso )
·    C – NO2        ( senyawa nitro )
Reaktivitas senyawa tersebut sangat tergantung dari beberapa faktor sehingga yang harus diperhatikan adalah kondisi operasionalnya seperti :
·    Kontrol temperature
·    Perbandingan dan konsentrasi reaktan
·    Kemurnian bahan
·    Viskositas media reaksi
·    Kecepatan penambahan bahan
·    Pengadukan
·    Tekanan reaksi atau distilasi
·    Bahaya radiasi
·    Bahaya padatan yang reaktif

4.    Bahan-bahan kimia tidak kompatibel (Chemical Incompatibility Matrix)
·    Identifikasi bahan di masing-masing lab.
·    Perhatikan MSDS
·    Pahami prosedur penanganan
Pengaturan dan penempatan bahan kimia sebaiknya dipisahkan berdasarkan perbedaan klas bahaya. Sebagai contoh perlakuan masing-masing klas bahaya adalah sebagai berikut :
Jenis Asam
Ø    Pisahkan dari logam reaktif: sodium, potassium, dan magnesium.
Ø    Pisahkan asam pengoksidasi dengan asam organik dan bahan yang  flammable dan combustible.
Ø    Asam asetat adalah cairan flammable.
Ø    Asam Nitrat dan HCl bisa ditaruh dalam tempat yang sama tetapi pada rak yang berbeda. Dapat membentuk gas Cl2 dan gas nitrosyl chloride yang toksik.
Ø    Pisahkan asam dengan bahan yang bisa menhasilkan toksik atau gas mudah terbakar apabila terjadi kontak dengan asam seperti: sodium sianida, besi sulfida dan kalsium karbida.
Ø    Pisahkan Asam dan Basa
Jenis Basa (Bases)
Ø    Pisahkan dari asam, logam, bahan mudah meledak, peoksida organik
Ø    Jangan menyimpan larutan NaOH dan KOH dalam rak alumunium
Pelarut (Flammable dan combustible)
Ø    Simpan dalam kaleng dalam lemari solvent
Ø    Pisahkan dari asam peoksidasi dan oksidator lain
Ø    Jauhkan dari sumber pembakar: panas, api dll
Pengoksidasi
Ø    Jauhkan dari materi yang combustible dan flammable
Ø    Jauhkan dari bahan pereduksi seperti seng, logam alkali, dan asam format
Sianida
Ø    Pisahkan dari larutan berair, asam dan pengoksidasi.
Bahan reaktif terhadap Air
Ø    Simpan di tempat dingin, kering yang jauh dari sumber air
Ø    Siapkan Racun api kelas D didekatnya
Bahan Piroforik
Ø    Dalam kemasan asli, simpan di tempat yang dingin
Ø    Berikan tambahan seal yang kedap udara
Light-Sensitive Chemicals
Ø    Simpan di botol gelap/berwarna dalam tempat dingin kering dan gelap.
Bahan pembentuk peroksida
Ø    Simpan di tempat kedap udara atau tempat penyimpanan bahan flamable
Ø    Pisahkan dari pengoksidasi dan asam
Bahan Beracun
Ø    Simpan sesuai sifat bahan kimia penyusunnya
Ø    Pergunakan sistem keamanan yang memadai
Semua cairan kimia berbahaya harus disimpan dalam tray (nampan) untuk meminimalkan efek karena tumpahan atau bocoran. Kapsitas tray harus 110% volume botol terbesar atau 10% dari agregat seluruh volume. Rak penampung disesuaikan dengan sifat bahan (cairan) yang disimpan dalam botol. Jangan menggunakan bahan alumunium. Approved corrosive storage cabinets berfungsi untuk untuk penyimpanan asam dan basa. Flammable storage cabinets berfungsi untuk menyimpan cairan flammable liquids.





















KESIMPULAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di laboratorium IPA dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan bahan di laboratorium IPA secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan.
Manajemen laboratorium, dalam hal ini manajemen mutu, harus didesain untuk selalu memperbaiki efektifitas dan efisiensi kerjanya, disamping harus mempertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan manajemennya adalah sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan penggunaan laboratorium.












DAFTAR PUSTAKA

Aridianto, Devo., 2010., Cara Penyimpanan Alat dan Bahan Laboratorium IPA. http://dovoav1997.webmode.com
Lubis, M., (1993),  Pengelolaan Laboratorium IPA, Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta
Edukasi., 2011., Cara Memperlakukan Alat dan Bahan Di Laboratorium IPA., www.e-dukasi.net
Lansida., 2011., Penyimpanan Bahan Kimia yang Aman., http://lansida.blogspot.com
Tim Dosen Mata Kuliah Pengelolaan Laboratorium, (2010), Pengelolaan Laboratorium. Jurusan Kimia FMIPA Unimed, Medan.
Universitas Pekalongan., 2011., Manajemen Laboratorium., www.unikal.ac.id